Selasa, 31 Maret 2015

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI



PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI
   1.      Konsep Belajar,Pembelajaran dan Mengajar.

   A.    Pengertian belajar
beberapa difinisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Cronbach memberikan defenisi : learning is show by a change in behavior as a result of experience.(belajar adalah pertunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)
b. Harold Spears memberikan batasan: learning is shown  by observe, to read, to imitate, to try something themseleves, to listen , to follow direction. (pembelajaran ditunjukkan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu diri mereka, mendengarkan, mengikuti arah.)
c. Geoch, mengatakan : learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan ( practice ).
Untuk melengkapi pengertian mengenai  makna belajar, perlu kiranya dikemukakan prinsip – prinsip yang berkaitan dengan belajar.dalam hal ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :
a.       Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b.      Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematanagn dari para siswa.
c.       Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi dari dalam/ dasar kebutuhan /kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belejar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
d.      Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru)dan conditioning atau pembiasaan.
e.       Kemampuan belajar seorang siswa harus di perhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f.       Belajar dapat melakukan tiga cara
Diajarkan secara langsung, Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung ( seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain – lain ), Pengenalan dan /atau peniruan.

   B.     PENGERTIAN MENGAJAR
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu  usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru.         
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada siswa. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.Dalam pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi ynag kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

   C.     Pengertian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep  prosedur dan prinsip yang berkaitan.
pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau seorang pendidik sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik . Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri .
Dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching) . Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.

   2.      Jenis-jenis aktivitas belajar.
Nana Sudjana meninjau aktivitas dari dua segi, yaitu segi bentuk kegiatan belajar dan sesuatu yang dipelajarinya. Dari sudut kegiatan belajar dapat digolongkan menjadi belajar secara klasikal, kelompok dan mandiri. Sedangkan dari segi materi pelajarannya dapat digolongkan menjadi belajar informasi, belajar konsep, belajar prinsip dan belajar ketrampilan.
Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditinjau dari tiga sudut pandang; bentuk aktivitasnya, tempat serta materi yang dipelajarinya. Berikut ini akan diuraikan belajar yang menyangkut tempat sekaligus bentuk dan sesuatu yang dipelajarinya.
a. Aktivitas belajar di sekolah
1. Aktivitas mengikuti pelajaran
Kewajiban yang pertama dari para siswa adalah mengikuti pelajaran. Belajar yang diikuti secara tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan memberikan pengetahuan yang banyak kepada setiap siswa.Dengan demikian, kehadiran siswa merupakan prasyarat di dalam meningkatkan prestasi belajar, karena dengan mengikuti pelajaran siswa akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan.
2.      Aktivitas mendengarkan pelajaran
Aktivitas mendengarkan tergolong dalam kelompok “listening activities”, seperti halnya dalam suatu diskusi dan ketika guru mempergunakan metode ceramah. Mendengarkan merupakan salah satu jenis kegiatan yang banyak dipergunakan dalam proses belajar mengajar.
3.      Aktivitas mencatat pelajaran
Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan mencatat. Karena mencatat merupakan kegiatan yang sangat penting dalam belajar. Untuk membuat catatan yang baik, catatan tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagaimana yang dikemukakan Slameto bahwa “dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca atau dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari mencatatnya, pelajaran apa, gurunya siapa, bab atau pokok yang dibicarakan dan buku pegangan wajib atau pelengkap.
   3.      Prinsip dan Tipe Gaya Belajar
 Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1)       Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanda adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berline,1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
2)      Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
3)      Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan pengetahuan, dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
4)      Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.
Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.Walaupun kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.
             5)      Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk  mengatasinya.  Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
 GAYA BELAJAR EFEKTIF
Setiap orang pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Nah, artikel berikut menjelaskan tujuh gaya belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik kita :
1.      Belajar dengan kata-kata.
Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
2.      Belajar dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau kesimpulan.
3.      Belajar dengan gambar.
Ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu.
4.      Belajar dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimana lagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.
5.      Belajar dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.
6.      Belajar dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
7.      Belajar dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.

    4.      Pembelajaran Berbasis TIK .
Media merupakan sebuah perangkat atau alat. Sedangkan pembelajaran memiliki arti sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi terkait ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik yang dimilikinya.
pembelajaran berbasis TIK adalah sebuah alat atau perangkat yang diperlukan dalam proses kegiatan penyampaian informasi berupa ilmu pengetahuan dari seorang tenaga pendidik kepada para peserta didik yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
  1. Model pembelajaran ini lebih menarik karena menggunakan TIK. Hal tersebut memungkinkan bagi para tenaga pendidik maupun para peserta didik untuk lebih kreatif dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.
  2. Dengan pembelajaran berbasis TIK ini maka kegiatan pembelajaran akan semakin berkembang. Seperti yang anda ketahui bahwa saat ini perangkat teknologi ini terus berkembang, sehingga dengan menyisipkannya dalam kegiatan pembelajaran maka baik peserta didik maupun tenaga pendidiknya akan sama-sama berjuang untuk mengikuti perkembangan teknologi yang digunakan.





DAFTAR PUSTAKA

Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP  Universitas Lambung Mangkurat,2011.
Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar