PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI
1. Konsep Belajar,Pembelajaran
dan Mengajar.
A.
Pengertian belajar
beberapa difinisi tentang belajar,
antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Cronbach memberikan defenisi : learning is show by
a change in behavior as a result of experience.(belajar
adalah pertunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)
b. Harold Spears memberikan batasan: learning is
shown by observe, to read, to imitate,
to try something themseleves, to listen , to follow direction. (pembelajaran
ditunjukkan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu diri mereka,
mendengarkan, mengikuti arah.)
c. Geoch, mengatakan : learning is a change in
performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa
perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (
practice ).
Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan
prinsip – prinsip yang berkaitan dengan belajar.dalam hal ini ada beberapa
prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :
a. Belajar
pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar
memerlukan proses dan penahapan serta kematanagn dari para siswa.
c. Belajar
akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi dari dalam/ dasar
kebutuhan /kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belejar dengan rasa
takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
d. Dalam
banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat
keliru)dan conditioning atau pembiasaan.
e.
Kemampuan belajar seorang siswa harus di perhitungkan dalam rangka
menentukan isi pelajaran.
f. Belajar
dapat melakukan tiga cara
Diajarkan secara langsung, Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung ( seperti anak belajar
bicara, sopan santun, dan lain – lain ), Pengenalan dan /atau peniruan.
B.
PENGERTIAN MENGAJAR
Mengajar pada dasarnya merupakan
suatu usaha untuk menciptakan kondisi
atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya
proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai
kegiatan guru.
Mengajar adalah menyampaikan
pengetahuan pada siswa. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari
siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.Dalam
pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau aktivitas
mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik – baiknya dan menghubungkan
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai
upaya menciptakan kondisi ynag kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar
bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu
perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun
mental.
C.
Pengertian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril
(1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai
struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan
mensintesis fakta, konsep prosedur dan
prinsip yang berkaitan.
pembelajaran dapat dimaknai sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau seorang pendidik sedemikian rupa,
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik . Adapun yang
dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu
generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara
efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan
sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran
itu sendiri .
Dari pengertian tersebut, maka dapat
dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh
antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses
pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh
guru(teacher of teaching) . Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus
pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses
yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
2. Jenis-jenis aktivitas belajar.
Nana Sudjana meninjau aktivitas dari
dua segi, yaitu segi bentuk kegiatan belajar dan sesuatu yang dipelajarinya.
Dari sudut kegiatan belajar dapat digolongkan
menjadi belajar secara klasikal, kelompok dan mandiri. Sedangkan dari segi
materi pelajarannya dapat digolongkan menjadi belajar informasi, belajar
konsep, belajar prinsip dan belajar ketrampilan.
Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditinjau dari tiga sudut pandang; bentuk
aktivitasnya, tempat serta materi yang dipelajarinya. Berikut ini akan
diuraikan belajar yang menyangkut tempat sekaligus bentuk dan sesuatu yang
dipelajarinya.
a. Aktivitas belajar di sekolah
1. Aktivitas mengikuti pelajaran
Kewajiban yang pertama dari para
siswa adalah mengikuti pelajaran. Belajar yang diikuti secara tertib dan penuh
perhatian serta dicatat dengan baik akan memberikan pengetahuan yang banyak
kepada setiap siswa.Dengan demikian, kehadiran siswa merupakan prasyarat di
dalam meningkatkan prestasi belajar, karena dengan mengikuti pelajaran siswa
akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan.
2.
Aktivitas mendengarkan pelajaran
Aktivitas mendengarkan tergolong dalam kelompok
“listening activities”, seperti halnya dalam suatu diskusi dan ketika guru
mempergunakan metode ceramah. Mendengarkan merupakan salah satu jenis kegiatan
yang banyak dipergunakan dalam proses belajar mengajar.
3.
Aktivitas mencatat pelajaran
Kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan mencatat. Karena mencatat merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam belajar. Untuk membuat catatan yang baik, catatan tersebut harus
memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagaimana yang dikemukakan Slameto bahwa
“dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru itu ditulis,
tetapi diambil inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah
dibaca atau dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari mencatatnya,
pelajaran apa, gurunya siapa, bab atau pokok yang dibicarakan dan buku pegangan
wajib atau pelengkap.
3. Prinsip dan Tipe Gaya Belajar
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanda adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berline,1984
: 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Tujuan
dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu
kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu
dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan
melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini
seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk
semua anak.
2) Keaktifan
Belajar
tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya
sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus
dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang sendiri.
Guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Menurut
teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa
mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu
merencanakan sesuatu. Dalam proses balajar mengajar anak mampu
mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
3)
Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Menurut
Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut
pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari
pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak sekedar
mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam
belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga keterlibatan
emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian perolehan
pengetahuan, dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai,
dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
4)
Pengulangan
Menurut
teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir,
dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan
berkembang.
Berangkat
dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, Thorndike mengemukakan bahwa
belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan
terhadap pengamatan-pengamatan itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Teori tersebut menekankan pentingnya
prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.Walaupun
kita tidak dapat menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang
dikemukakan teori tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua
bentuk belajar, namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar
pembelajaran.
5) Tantangan
Teori
Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi
belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi siswa
menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan
yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan
itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
GAYA BELAJAR EFEKTIF
Setiap orang
pasti mempunyai cara atau gaya belajar yang berbeda-beda. Banyak gaya yang bisa
dipilih untuk belajar secara efektif. Nah, artikel berikut menjelaskan tujuh
gaya belajar yang mungkin beberapa diantaranya bisa di terapkan pada anak didik
kita :
1.
Belajar dengan kata-kata.
Gaya ini
bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan
bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat
menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan
hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
2.
Belajar dengan pertanyaan.
Bagi
sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan
cara bermain dengan pertanyaan. Misalnya, kita
memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul
jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil akhir atau
kesimpulan.
3.
Belajar dengan gambar.
Ada sebagian
orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar,
slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki
kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan,
merangkai dan membaca kartu.
4.
Belajar dengan musik.
Detak irama,
nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu
mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi
dengan cara mengingat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme
hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal
dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya
mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz,
lalu tergeliik bagaimana lagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada
saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja
tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi
sosial politik pada kurun waktu tertentu.
5.
Belajar dengan bergerak.
Gerak
manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan
gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya
mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari,
olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba
belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari
atau berolahraga.
6.
Belajar dengan bersosialisasi.
Bergabung
dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan
belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi
terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang
didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
7.
Belajar dengan Kesendirian.
Ada sebagian
orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi.
Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang
terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar
pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.
4. Pembelajaran Berbasis TIK .
Media merupakan sebuah perangkat
atau alat. Sedangkan pembelajaran memiliki arti sebagai sebuah kegiatan penyampaian
informasi terkait ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta
didik yang dimilikinya.
pembelajaran berbasis TIK adalah
sebuah alat atau perangkat yang diperlukan dalam proses kegiatan penyampaian
informasi berupa ilmu pengetahuan dari seorang tenaga pendidik kepada para
peserta didik yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
- Model pembelajaran ini lebih menarik karena menggunakan TIK. Hal tersebut memungkinkan bagi para tenaga pendidik maupun para peserta didik untuk lebih kreatif dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.
- Dengan pembelajaran berbasis TIK ini maka kegiatan pembelajaran akan semakin berkembang. Seperti yang anda ketahui bahwa saat ini perangkat teknologi ini terus berkembang, sehingga dengan menyisipkannya dalam kegiatan pembelajaran maka baik peserta didik maupun tenaga pendidiknya akan sama-sama berjuang untuk mengikuti perkembangan teknologi yang digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan
Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas Lambung
Mangkurat,2011.
Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi
Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar